Senin, 14 Desember 2015

E-Commerce

Perkembangan teknologi di era globalisasi memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat. Internet menjadi salah satu bukti dari perkembangan teknologi dimana seluruh masyarakat sudah pasti menggunakan media internet. Internet bagi sebagian masyarakat juga dijadikan sebagai alat untuk menjual atau memasarkan produk atau jasa yang dimiliki, karena internet praktis, efisien dan efektif sehinga menjadi pilihan yang tepat untuk promosi. E-commerce menjadi kegiatan jual beli di dunia maya serta promosi produk atau jasa. Hal ini banyak memberikan keuntungan, karena biaya yang dikeluarkan sedikit namun jangkauan konsumennya luas. E-commerce dapat membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah dengan menggunakan sistem elektronik.

 E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dan lain – lain.
Pengertian spesifik tentang e-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat melakukan transaksi secara online atau juga bisa suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang menyediakan layanan “get and deliver”. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading.
E-commerce mengacu pada internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit dimana e-commerce adalah sub perangkat dari E-Bisnis. Cara pembayarannya yaitu melalui  transfer uang secara digital seperti melalui account paypal atau kartu credit sedangkan E-Bisnis mengacu pada internet tapi jangkauan lebih luas, area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau penjualan di lakukan dengan internet dengan begitu dapat memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. Cara pembayarannya yaitu dengan melalui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam melakukan transaksi online. Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email. Contoh E-Commerce misalnya pembelian buku secara online, pembelian elektronik melalui online, pembelian kendaraan melalui online, pembelian pakaian secara online, dan lain-lain.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003.
            Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
·          E-mail dan Messaging
·          Content Management Systems
·          Dokumen, spreadsheet, database
·          Akunting dan sistem keuangan
·          Informasi pengiriman dan pemesanan
·          Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
·          Sistem pembayaran domestik dan internasional
·          Newsgroup
·          On-line Shopping
·          Conferencing
·          Online Banking

Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
• Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
• Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
• Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer, karakteristiknya:
• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
• Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
• Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
• Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W; Mengenal E-Commerce

Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:
a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
c. Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
d. Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
e. Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
f Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
a. Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
b. Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
c. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.

Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)
Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
• System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
• Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistim.
• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di masa yang akan datang.
• Communications Monitoring
Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
• Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.
• Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
• Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

5 bentuk bisnis e commerce yang ada di indonesia :

1. Classifieds / Daftar Iklan Baris

Bentuk bisnis yang pertama adalah classifieds atau daftar iklan baris. Bentuk bisnis ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha e-commerce  yang ada. Itu karena bentuk bisnis ini mempunyai ciri khas dimana penyedia jasa e-commerce tidak terlibat secara langsung dalam proses jual beli yang terjadi. Dalam bentuk bisnis ini, pihak perusahaan e-commerce  hanya menjadi media yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam satu tempat.

Ciri-ciri dari bentuk bisnis classifieds atau daftar iklan baris adalah web penyedia layanan e-commerce tersebut sama sekali tidak terlibat atau memfasilitasi secara langsung transaksi jual beli online yang berlangsung. Ciri yang kedua adalah dalam memanfaatkan layanan e-commerce tersebut, siapa saja yang ingin menjual barang yang dimilikinya bebas melakukan hal tersebut kapan dan dimana saja secara online. Ciri lain dari bentuk ini adalah pihak e-commerce mendapatkan keuntungan dari iklan premium yang terpasang pada website tersebut.

Penyedia layanan e-commerce di Indonesia yang menggunakan bentuk bisnis ini antara lain Berniaga, TokoBagus dan juga OLX. Hingga saat ini OLX menjadi jaringan perusahaan  e-commerce yang terlama yang ada di Indonesia dan masih tetap eksis hingga saat detik ini. Selain ketiga e-commerce tersebut, Kaskus FJB (forum jual beli) pada dasarnya juga menganut bentuk bisnis ini karena selama proses transaksi pihak Kaskus sendiri tidak memberikan keharusan bagi para penjual atau pembeli menggunakan layanan transaksi apapun yang mereka sediakan. Dalam sistem pembayarannya pun, para penggiat Kaskus FJB banyak yang menggunakan metode COD atau cash on delivery. Secara umum tipe e-commerce ini lebih cenderung digunakan oleh para penjual yang hendak menjual barang bekas atau yang jumlahnya terbatas.

2. Marketplace C2C (Customer to Customer)

Yang membedakan antara bentuk bisnis ini dengan bentuk classifieds adalah selain menawarkan tempat sebagai media promosi barang daganganya, pihak e-commerce juga memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang dilakukan. Hal tersebut juga menjadi ciri utama dari bentuk bisnis e-commerce Marketplace C2C. Pada umumnya pihak e-commerce akan memberikan layanan Escrow atau rekening pihak ketiga.

Fungsi dari Escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual, pembeli dan pihak e-commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian, pembeli harus mentransfer dana kepada pihak escrow. Baru setelah dana  dikonfirmasi masuk ke escrow, penjual bisa mengirimkan barangnya para pembeli. Dan setelah pembeli mengkonfirmasi kedatangan barang, maka pihak escrow akan memberikan uang nya ke penjual. Selain lebih aman, dengan menggunakan jasa escrow jika tiba-tiba terjadi masalah dengan barang, dana akan bisa segera dikembalikan pada pembeli. Pada situs Kaskus FJB  (forum jual beli), jasa escrow lebih dikenal dengan nama Rekber atau rekening bersama.

Perusahaan e-commerce yang mengadopsi bentuk bisnis ini antara lain Tokopedia dan Lamido. Perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari sistem iklan premium dan juga adanya komisi dari jasa escrow. Bagi anda para penjual yang memiliki barang dengan jumlah yang cukup banyak, bisa mencoba menjadi penjual para bentuk bisnis  e-commerce yang satu ini.

3. Shopping Mall

Bentuk bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya kurang lebih sama dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara keduannya adalah penjual yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa masuk menjadi penjual di e-commerce tersebut hanyalah brand-brand besar yang telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun internasional.

Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari segi keuntungan, pihak ecommerce bisa menarik komisi dari penjual yang notabenenya brand besar tersebut. Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih besar. Hingga saat ini, di Indonesia bentuk bisnis ini baru diterapkan oleh satu e-commerce yaitu Blibli.

4. Toko online B2C (Business to Consumer)

Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang atau produk milik perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua keuntungan dari penjualan produk murni dimiliki oleh perusahaan e-commerce dan tidak dibagi dengan pihak lain.

Jenis bisnis ini merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di Indonesia, namun dalam pengembangan bentuk bisnis ini tentunya juga tidak mudah. Selain diperlukan modal yang sangat besar, ketersediaan pasokan barang serta sistem penjualan semuanya harus dihandle sendiri oleh pihak e-commerce.

Beberapa perusahaan e-commerce yang menerapkan bentuk bisnis ini antara lain Lazada, Bhineka, dan Berry Benka. Namun seperti halnya Lazada juga masing memiliki sistem layaknya Marketplace C2C yang dapat menerima penjual mandiri yang memiliki barang yang cukup banyak dan terjamin ketersediannya.

5. Sosial Media Shop

Bentuk bisnis e-commerce yang terakhir adalah sosial media shop. Bentuk ini bisa dikatakan muncul seiring perkembangan sosial media yang makin menanjak. Potensi dari sosial media tersebut kini dimanfaatkan langsung oleh perusahaan e-commerce dengan membangun bisnis yang berbasis pada sosial media tersebut.

Saat ini sosial media yang menjadi lahan utama perkembangan bentuk bisnis ini masih didominasi oleh Facebook, namun dengan pergesaran tren sosial media yang terjadi akhir-akhir ini juga telah membuka pesaing baru seperti Instagram dan juga Twitter.

Kasus Untuk Pembelian Online secara E-commerce

Kini saya akan contohkan sedikit kasus pembelian menggunakan E-Commerce, dan saya ambil adalah website E-Commerce Business to Consummer yaitu http://www.amazon.com
Dihalaman pertama ketika kalian membuka website ini akan terlihat sebagai berikut beserta kegunaan dari beberapa setiap kolomnya.
Untitled
saya contohkan membeli product Microsoft Office Professional 2013.
Screenshot from 2013-05-21 11:49:46
Pembayaran dalam pembelian ini adalah melalu berupa akun payment seperti visa, kartu kredit atau Amazon Checkout.

Tahap-tahap pembelian seperti berikut:
1. Cari dan Pilih barang yang diminati dengan menggunakan form search yang tersedia. Misalnya kamu mau beli printer Epson terbaru, Canon, HP atau produk elektronik    lainnya ketikan merk beserta jenisnya.
2. Jika anda sudah menemukan barang yang dicari, masukan ke keranjang belanja (tekan tombol Add to Shopping Cart)
3. Jika anda masih mencari barang lain, tekan tombol Contiue Shopping.
4. Jika sudah selesai, silakan tekan Proceed to check out)
5. Anda akan dipandu untuk login ke Amazon.com (jika belum punya accountAmazon.com, kamu akan diminta mendaftar terlebih dulu)
6. Dari situlah akan muncul sejumlah opsi cara pengiriman barang beserta biayanya.
7. Jika setuju, anda akan diminta membayar dengan kartu kredit. Untuk pembayaran sebenarnya ada pilihan lain selain kartu kredit, yaitu dengan Amazon Checkout, ini    hampir sama dengan Paypal.

Secara keamanan amazon.com merupakan situs yang dapat dipercaya kebenarannya. Sehingga tak perlu dikhawatirkan barang yang Anda Beli tidak sampai ke tangan Anda disaat Anda telah membayarnya.

Senin, 07 Desember 2015

REVIEW ANNUAL REPORT PERUSAHAAN

Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Akuntansi dapat memberikan suatu gambaran mengenai keadaan ekonomi dari suatu entitas kepada para pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Instansi bisa berbentuk suatu perusahaan pribadi, sekutu, perseroan, koperasi, negara, departemen, dan lainnya. 
Dalam dunia akuntansi, kita akan mengenail dua istilah yang sering rancu dalam pemahamannya, yakni istilahFinancial Reporting dan Financial Statement.

Bila kita artikan secara harfiah, Financial Reporting berarti Pelaporan Keuangan sedangkan Financial Statement berarti Laporan Keuangan. Lalu apa yang membuat istilah ini menjadi rancu dalam penggunaanya?
  • 1. Masyarakat sering keliru saat membedakan saat    proses pembuatan hingga Laporan Keuangan    selesai menjadi suatu keutuhan Laporan    Keuangan dan menganggap bahwa itu           adalah Proses Pelaporan Keuangan.
  • 2. Financial Reporting dan Financial Statement    sering dikelirukan karena dikedua istilah    tersebut akan kita temukan adanya kesamaan    unsur Laporan Keuangan yang ada di kedua    istilah tersebut saat digunakan.
  • 3. Financial Reporting sering dianggap sebagai    suatu kegiatan dalam menyampaikan Laporan    Keuangan sehingga dalam proses ini hanya ada    kegiatan yang bersifat usaha dalam    menyampaikan Laporan Keuangan yang sudah    dibuat, padahal dalam kenyataanya, proses    Financial Reporting sebenarnya akan    memunculkan beberapa Laporan baru dan bukan    hanya sebuah proses kegiatan penyampaian    Laporan Keuangan.

  • Tidak bisa kita pungkiri, penggunaan kedua istilah ini sangat membingungkan, terutama di kalangan akademisi yang memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan proses pengembangan ilmu akuntansi. Mungkin saja bagi kalangan praktisi, kerancuan akan kedua istilah tersebut bisa saja diabaikan tetapi akan menjadi suatu kebingungan besar nanti, saat menemukan kasus yang membutuhkan suatu analisis komprehensif dengan melibatkan kedua istilah tersebut. Hingga sekarang, penulis sendiri sering merasa bingung atas kedua istilah tersebut. Banyak rekan penulis sewaktu kuliah dan menghadapi ujian pendadaran yang mengalami kesulitan saat diberikan pertanyaan mengenai perbedaan istilah ini. Untuk itu, mari kita bahas bersama :

  • Financial Statement merupakan Laporan Keuangan yang dihasilkan dari sederetan proses akuntansi yang sistematis. Laporan Keuangan yang dimaksud di sini merupakan laporan keuangan standar yang umumnya akan diatur oleh badan standar di masing-masing negara sesuai dengan regulasi keuangan yang ada, regulasi pasar modal, hukum yang berlaku, dan lainnya. Umumnya, Financial Statement terdiri dari : 
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi dan Laba Rugi Komprehensif    Lainnya
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

Financial Statement lebih bersifat data yang kuantitatif dengan dibubuhkan Catatan-catatan yang bersifat Kualitatif untuk mendukung data kuantitatif.

Financial Statement berupa Laporan Keuangan Standar yang diatur oleh regulasi di negara tersebut. Proses Penyampaian Laporan Keuangan Standar ini kemudian disebut dengan Financial Reporting. Proses Penyampaian ini tidak hanya berupa proses kegiatan yang sering ditafsirkan orang sebagai proses mempresentasikan isi Laporan Keuangan melainkan proses untuk mengkomunikasikan isi Laporan Keuangan sehingga fungsinya menjadi jauh lebih besar dan cepat dinikmati oleh para pengguna. Proses ini bisa berupa proses presentasi Laporan keuangan ke publik, penyampaian Forecasting Statement mengenai Rencana Manajemen ke depan, Laporan Dampak Lingkungan Sosial dan Alam, Informasi-informasi Lainnya yang berkaitan dengan Entitas, Informasi yang secara sukarela disebarkan oleh manajemen, Penyebaran Prospektus, dan lainnya. Proses ini tidak terstandar, melainkan kesadaran dari manajemen entitas. Penggunaan Proses yang baik akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi entitas. Proses yang kurang tepat justru menjadi bomerang bagi kelangsungan hidupa entitas tersebut.

Data yang dihasilkan Proses Financial Reporting ini cenderung kualitatif dengan dibubuhi angka kuantitatif untuk menunjuang data kualitatifnya.

Dapat dipandang bahwa sebenarnya Financial Reporting ini akan mencakup Financial Statement di dalamnya. Financial Reporting akan mengupayakan proses pengkomunikasian dengan menghasilkan Laporan daan Kegiatan Pengkomunikasian sehinga data-data yang ada di dalam Laporan Keuangan akan menjadi jauh lebih berguna dan cepat menghasilkan kegunaan bagi para penggunanya.

contoh annual report perusahaan :

file:///C:/Users/GONO/Downloads/MEGA_Annual%20Report_2011.pdf

pengelompokan pada laporan tahunan bank mega tahun 2011

financial statement:
1. laporan posisi keuangan konsilidasian(hal 3-5)
2. laporan laba rugi konsilidasian (hal 6)
3. laporan laba rugi komprehensif konsilidasia   (hal 7)
4. laporan perubahan ekuitas konsilidasian(hal 8)
5. laporan arus kas konsilidasian (hal 9-10)
6. catatan atas laporan keuangan konsilidasian    (hal 11-129)
7. informasi tambahan laporan posisi keuangan    konsilidasian (hal 130-132 )
8. informasi tambahan laporan laba rugi    konsilidasian hal (hal 133 )
9. informasi tambahan laporan laba rugi    komprehensif konsilidasian (hal 134 )
10. informasi tambahan laporan perubahan ekuitas     konsilidasian (hal 135 )
11. informasi tambahan laporan arus kas     konsilidasian (hal 136-137 )

financial reporting:
1. ikhtisar keuangan 
2. laporan auditor independen

manegerial reporting:
1. Tinjauan Usaha
2. Tinjauan Operasional
3. Tinjauan Kinerja Keuangan
4. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG)
5. informasi tambahan





Senin, 30 November 2015

FRAUD, COSO, dan PENGENDALIAN UMUM & APLIKASI

FRAUD

Definisi Fraud

Secara harafiah fraud didefInisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (“IIA”), yang dimaksud dengan fraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception”: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.

Webster’s New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi, sementara International Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud in an Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud sebagai “…tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governanceperusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan  yang tidak adil atau illegal”. Motifnya sama, yaitu sama-sama memperkacaya diri sendiri/golongan dan modus operandinya sama, yaitu dengan melakukan cara-cara yang illegal.

Pengertian Fraud

Fraud adalah sebuah istilah di bidang IT yang artinya sebuah perbuatan kecuranganyang melanggar hukum(illegal-acts) yang dilakukan secara sengajadan sifatnya dapatmerugiakan pihak lain. Istilah keseharian adalah kecurangan diberi nama yang berlainan seperti pencurian, penyerobotan, pemerasaan, penjiplakan, penggelapan, dan lain-lain. Orang awam sering kali mengartikan bahwa fraud secara sempit adalah tindak pidana atau perbuatan korupsi. Fraud atau kecurangan itu sendiri adalah tindakan yang melawan Hukum oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam sering kali mengartikan bahwa fraud secara sempit adalah tindak pidana atau perbuatan korupsi.

Dari beberapa definisi atau pengertian Fraud (kecurangan) diatas, maka tergambarkan bahwa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud) adalah sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Namun secara umum, unsure-unsur dari kecurangan (Keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi) adalah :
1.  Harus terdapat salah pernyataan    (misrepresentation).
2.  Dari suatu masalah masa lampau (past) dan     sekarang (present).
3.  Fakta bersifat material.
4.  Dilakukan secara sengaja atau tanpa     perhitungan (make – knowingly or recklessly).
Klasifikasi Fraud

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi professional bergerak di bidang pemeriksaan atas kecurangan di AS memiliki tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu Sistem Klasifikasi Mengenai Hal-Hal yang ditimbulkan oleh Kecurangan yang sama (Uniform Occuptional Fraud Classification System) membagi Fraud menjadi 3 jenis sebagai berikut :
1. Penyimpangan atas asset (Asset Missappropriation)
Penyalahgunaan, pencurian asset atau harta perusahaan atau pihak lain, jenis ini paling mudah untuk dideteksi karena sifatnya tangiable atau dapat diukur/dihitung (defined value).
2.      Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement)
Tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi Keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa Keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing.
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, dimana hal ini yang merupakan jenis yang terbanyak di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan(bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
A. Faktor Pemicu Fraud (Kecurangan)
Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu :
1.         Greed (keserakahan)
2.         Opportunity (kesempatan)
3.         Need (kebutuhan)
4.         Exposure (pengungkapan)

Faktor Greed dan Need adalah faktor yang berhubungan dengan individu pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktor opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generic/umum).
a.  Faktor individu
1.   Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed).
2.   Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih cenderung berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja. Selain itu tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan.
b.   Faktor generic
1.   Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang mempunyai kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan.
2.    Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.
B.        Gejala Adanya Fraud (kecurangan)
Fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut, adapun gejala tersebut adalah :
1.         Gejala kecurangan pada manajemen.
a.         Ketidakcocokan diantara manajemen puncak.
b.         Moral dan motivasi karyawan rendah.
c.         Departemen akuntansi kekurangan staf.
d.         Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau badan otoritas.
e.         Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi.
f.          Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang meningkat.
g.         Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama.
h.         Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan.
i.          Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku.
2.         Gejala kecurangan pada karyawan / pegawai
a.         Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa perincian/penjelasan pendukung.
b.         Pengeluaran tanpa dokumen pendukung.
c.         Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar.
d.         Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran.
e.         Kekurangan barang yang diterima.
f.          Kemahalan harga barang yang dibeli.
g.         Faktur ganda.
h.         Penggantian mutu barang.
C.        Pelaku Fraud (kecurangan)
Pelaku kecurangan diatas dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu manajemen/karyawan pegawai. Pihak manajemen biasanya melakukan kecurangan untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan Keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan pegawai/karyawan melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva. Ada beberapa perilaku pelaku fraud yang harus menjadi perhatian karena dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a.         Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal.
b.         Gaya hidup di atas rata-rata.
c.         Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja.
d.         Penjudi berat.
e.         Peminum berat.
f.          Sedang dililit utang.
Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu:
Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
Peluang untuk melakuakn fraud
Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam segitiga fraud (Fraud Triangle) berikut:
fraud trianggle.jpg









1.Opportunity
Opportunity biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok  yang sebelumnya tidak memiliki motif untk melakukan fraud.
2.         Pressure
Pressure atau motivasi pada sesorang atau individu akan memebuat mereka mencari kesempatan melakukan fraud, beberapa contoh pressure dapat timbul karena masalah keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.
3.         Rationalization
Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung fraud. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.

pencegahan fraud

Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang dirancang dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate governance meliputi budaya perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan pendelegasian wewenang.
b.         Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh auditor internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih bersifat preventif dan pengendalian yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan melindungi perusahaan dari kerugian.
c.         Retrospective Examination yang dilakukan oleh Auditor Eksternal diarahkan untuk mendeteksi fraud sebelum menjadi besar dan membahayakan perusahaan.
d.         Investigation and Remediation yang dilakukan forensik auditor. Peran auditor forensik adalah menentukan tindakan yang harus diambil terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud, tanpa memandang apakah fraud itu hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan ataukah pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan aset.
Pencegahan fraud bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah dari pada diobati. Jika menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak terntu, bandingkan bila kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian belum semuanya beralih ke pelaku fraud tersebut. Dan bila fraud sudah terjadi maka biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar untuk memulihkannya daripada melakukan pencegahan sejak dini.
Untuk melakukan pencegahan, setidaknya ada tiga upaya yang harus dilakukan yaitu:
1.         Membangun individu yang didalamnya terdapat trust and openness, mencegah benturan kepentingan, confidential disclosure agreement dancorporate security contract.
2.         Membangun sistem pendukung kerja yang meliputi sistem yang terintegrasi, standarisasi kerja, aktifitas control dan sistem rewards and recognition.
3.         Membangun sistem monitoring yang didalamnya terkandung control self sssessment, internal auditor dan eksternal auditor.

COSO 
Definisi Pengendalian Internal menurut COSO
Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi dewan direksi, manajemen dan personel lainnya, pada suatu entitas, didesain untuk menyediakan penjaminan bertanggung jawab mengenai  pencapaian tujuan hubungannya dengan operasional, laporan dan pencapaian tujuan.
Konsep fundamental pengendalian internal:
·         Pemenuhan pencapaian tujuan di satu atau dua kategori-operasi, laporan dan kepatuhan peraturan
·         Proses yang mengandung tugas dan aktivitas yang kontinyu-bertujuan pada suatu akhir, bukan akhir dari proses itu sendiri,
·         Dipengaruhi oleh orang-bukan melulu tentang kebijakan dan prosedur manual, sistem dan formulir, tapi juga orang dan tindakan yang dilkaukan di setiap level organisasi untuk mempengaruhi pengendalian internal.
·         Mudah untuk menyediakan penjaminan tanggung jawab-tapi bukan penjaminan mutlak, bagi senior manajemen dan dewan direksi suatu entitas
·         Mudah menyesuaikan dengan struktur entitas-fleksibel dalam aplikasinya untuk seluruh entitas atau untuk informasi cabang, divisi, unit operasi atau proses bisnis.

1.Opportunity
Opportunity biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok  yang sebelumnya tidak memiliki motif untk melakukan fraud.
2.         Pressure
Pressure atau motivasi pada sesorang atau individu akan memebuat mereka mencari kesempatan melakukan fraud, beberapa contoh pressure dapat timbul karena masalah keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.
3.         Rationalization
Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung fraud. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.

pencegahan fraud

Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang dirancang dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate governance meliputi budaya perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan pendelegasian wewenang.
b.  Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh auditor internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih bersifat preventif dan pengendalian yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan melindungi perusahaan dari kerugian.
c.   Retrospective Examination yang dilakukan oleh Auditor Eksternal diarahkan untuk mendeteksi fraud sebelum menjadi besar dan membahayakan perusahaan.
d.  Investigation and Remediation yang dilakukan forensik auditor. Peran auditor forensik adalah menentukan tindakan yang harus diambil terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud, tanpa memandang apakah fraud itu hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan ataukah pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan aset.
Pencegahan fraud bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah dari pada diobati. Jika menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak terntu, bandingkan bila kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian belum semuanya beralih ke pelaku fraud tersebut. Dan bila fraud sudah terjadi maka biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar untuk memulihkannya daripada melakukan pencegahan sejak dini.
Untuk melakukan pencegahan, setidaknya ada tiga upaya yang harus dilakukan yaitu:
1.  Membangun individu yang didalamnya terdapat trust and openness, mencegah benturan kepentingan, confidential disclosure agreement dancorporate security contract.
2.    Membangun sistem pendukung kerja yang meliputi sistem yang terintegrasi, standarisasi kerja, aktifitas control dan sistem rewards and recognition.
3.   Membangun sistem monitoring yang didalamnya terkandung control self sssessment, internal auditor dan eksternal auditor.

COSO 
Definisi Pengendalian Internal menurut COSO
Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi dewan direksi, manajemen dan personel lainnya, pada suatu entitas, didesain untuk menyediakan penjaminan bertanggung jawab mengenai  pencapaian tujuan hubungannya dengan operasional, laporan dan pencapaian tujuan.
Konsep fundamental pengendalian internal:
·         Pemenuhan pencapaian tujuan di satu atau dua kategori-operasi, laporan dan kepatuhan peraturan
·         Proses yang mengandung tugas dan aktivitas yang kontinyu-bertujuan pada suatu akhir, bukan akhir dari proses itu sendiri,
·         Dipengaruhi oleh orang-bukan melulu tentang kebijakan dan prosedur manual, sistem dan formulir, tapi juga orang dan tindakan yang dilkaukan di setiap level organisasi untuk mempengaruhi pengendalian internal.
·         Mudah untuk menyediakan penjaminan tanggung jawab-tapi bukan penjaminan mutlak, bagi senior manajemen dan dewan direksi suatu entitas

·         Mudah menyesuaikan dengan struktur entitas-fleksibel dalam aplikasinya untuk seluruh entitas atau untuk informasi cabang, divisi, unit operasi atau proses bisnis.
a diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.

Senin, 23 November 2015

Financial Reporting and Management Reporting Systems

SISTEM BUKU BESAR UMUM, PELAPORAN KEUANGAN, DAN PELAPORAN MANAJEMEN.
SKEMA PENGODEAN DATA
Pengodean sangat penting untuk bagian GLS  dari sistem GLS/FRS, yang merupakan titik dimana semua subsistem  SIA berkumpul bersama. Dapat dikatakan bahwa semua subsistem terhubung melalui arus informasi  ke GSL. Seperti jari-jari roda yang dihubungkan ke pusat roda.
Untuk menjalankan bisnis, suatu perusahaan harus mengorganisasikan arus-arus ini secara efektif. Tanpa adanya metode untuk mengidenfikasi dan menyalurkan transaksi dan informasi akun, komunikasi vital di antara subsistem SIA akan kacau dan tidak dapat di atur. Pengodean data menyediakan metode untuk mengatasi masalah ini, dan GLS adalah tempat yang logis yntuk memperkenalkan pengodean dan menunjukkan kemampuannya untuk dapat diaplikasikan pada seluruh SIA.

Sistem Tanpa Kode
Perusahaan memproses volume besar transaksi dan akun yang memiliki atribut mirip dengan perusahaan lain dalam kelas yang sama. Pada kenyataannya, atribut-atribut umum ini  merupakan dasar untuk pengklasifikasian akun data dan transaksi. Misalnya, file piutang perusahaan dapat berisi akun-akun untuk beberapa pelanggan yang berbeda dengan nama yang sama dan alamat yang serupa. Untuk memproses transaksi dengan akurat atas akun-akun yang benar, perusahaan harus mampu membedakan antara akun yang satu dengan akun yang lain. Pekerjaan ini menjadi sangat sulit ketika jumlah atribut dan item yang mirip bertambah banyak.
Sistem dengan Kode
Dengan menggunakan kode-kode yang mewakili setiap item dalam setiap akun mampu menyelesaikan atau setidaknya meminimalisasikan masalah-masalah dalam kesalahan pencatatan. Sistem perkodean bukan berarti bahwa informasi terperinci tentang persediaan dan pemasok tidak penting bagi perusahaan. Hal terperinci ini akan disimpan dalam file referensi.
Beberapa kegunaan umum dari kode dalam SIA adalah:
1.       Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak, akan berantakan.
2.       Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses.
3.       Mengidenfikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file.
4.       Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.

IS Function of General Ledger System

Sistem buku besar harus melakukan :
A.    Mengumpulkan data transaksi dengan cepat dan akurat.
B.    Mengklasifikasikan/kode data dan rekening.
C.    Pengumpulan validasi transaksi / mempertahankan pengendalian akuntansi    (misalnya debet = kredit).
D.   Proses transaksi data :
a.     Memposting transaksi ke rekening yang tepat.
b.    Memperbarui rekening buku besar dan file transaksi.
c.     Mencatat penyesuaian ke rekening
E.     Penjualan transaksi data.
F.     Menghasilkan laporan keuangan tepat waktu.

Relationship of GLS to Other Information Subsystems


Ø  GLS Database
1.       Buku besar master file
             FRS pokok file berdasarkan bagan akun
2.       File sejarah buku besar
             digunakan untuk mendukungan keuangan komparatif
3.       Jurnal berkas voucher
             semua voucher jurnal periode berjalan
4.       Jurnal berkas sejarah voucher
            voucher jurnal periode masa lalu untuk audit trail
5.       File pusat pertanggungjawaban
            data keuangan oleh pusat tanggung jawab MRS
6.       Anggaran master file
           anggaran data dengan pusat-pusat tanggung jawab MRS

General Ledger System Database
§  General ledger master file
§  Pokok file FRS berdasarkan bagan akun
§  General ledger history file
§  Digunakan untuk dukungan keuangan komparatif
§  Journal voucher file
§  Kartu jurnal periode berjalan
§  Journal voucher history file
§  Kartu jurnal periode masa lalu untuk menarik audit
§  Responsibility center file
§  Data keuangan oleh pusat pertanggungjawaban MRS
§  Budget master file
§  Data anggaran oleh pusat pertanggungjawaban MRS


Laporan GLS
§  Analisa General Ledger:
§  Daftar transaksi
§  Alokasi biaya untuk biaya pusat
§  Perbandingan rekening saldo dari periode sebelumnya
§  Pemeriksaan saldo
§  Laporan Keuangan:
§  Neraca saldo
§  Laporan Laba Rugi
§  Laporan arus kas
§  Laporan Managerial:
§  Pemeriksaan penjualan
§  Pemeriksaan kas
§  Pemeriksaan piutang
§  Bagan rekeningDaftar kode rekening

Potential Risks in the GL/FRS
§  Jurnal belum tentu siap
§  Jurnal belum dikirim
§  Debit tidak sama dengan kredit
§  Tambahan tidak sama dengan akun pengendalian G/L
§  Akses yang tidak pantas untuk G/L
§  Data hilang atau rusak
§  Saldo rekening yang salah karena kartu jurnal yang tidak sah atau benar

GL/FRS Control Issues

  1.    Otosisasi transaksi – kartu jurnal harus diotorisasi dengan manager di departemen sumber.
  1.    Pemisahan tugas – pegawai tidak harus :
  1. Memiliki tanggung jawab terhadap pencatatan untuk jurnal khusus atau buku besar pembantu
  1. Menyiapkan kartu jurnal
  1. Mempunyai penitipan aset fisik
  1.    Pengendalian akses:
  1. Akses yang tidak sah ke G/L dapat menimbulkan kesalahan, penipuan dan keliru  dalam laporan keuangan
  1. Sarbanes-Oxley membutuhkan pengendalian yang membatasi akses database untuk individu yang hanya berwenang
  1.     Catatan akuntansi – jejak sumber dokumen dari awal atas laporan keuangan dan sebaliknya.
  1.    Verifikasi independen  – Jurnal umum departemen mendamaikan voucher jurnal dan ringkasan. 
  1.   Dua laporan operasional penting yang digunakan :
  1.    Daftar journal voucher – rincian tiap kartu jurnal diposting ke jurnal umum.
  1.    Laporan perubahan buku besar – efek dari posting journal voucher di akun jurnal    umum

Ø  The Role of the Journal Voucher
·         Sistem GL Batch
-          Aplikasi pengolahan transaksi meringkas dan transaksi capture di voucher jurnal mana mereka ditahan, review, dan kemudian diposting ke GL tersebut.
-          Voucher jurnal adalah kewenangan dan sumber posting GL.
·         Sistem GL Real-Time
-          Setiap transaksi diposting langsung ke buku besar dan voucher jurnal dibuat bersamaan.
-          Voucher jurnal dalam sistem ini tidak mengizinkan entri GL. Sebaliknya, ia menyediakan sebuah posting referensi dan audit trail, menghubungkan akun Ringkasan GL transaksi.

Ø  HTML Reports
·         Banyak perusahaan memposting laporan keuangan di situs Web mereka menggunakan HTML
-          Hyper Text Markup Language
·         Laporan HTML tidak dapat dengan mudah diproses melalui otomatisasi TI.
·         Solusinya adalah XBRL
-          Sebuah turunan dari XML

Ø  XML: eXtensible Markup Language
·         XML adalah meta-bahasa untuk menggambarkan bahasa markup.
·         Extensible berarti bahwa setiap bahasa markup dapat dibuat dengan menggunakan XML.
-          termasuk penciptaan bahasa markup mampu menyimpan data dalam bentuk relasional, di mana tag (format perintah) dipetakan ke nilai data
-          dapat digunakan untuk memodelkan struktur data database internal organisasi

Ø  HTML and XML Documents



Ø  XBRL: eXtensible Business Reporting Language
·         XBRL adalah bahasa berbasis XML untuk standardisasi metode untuk mempersiapkan, penerbitan, dan bertukar informasi keuangan, misalnya, laporan keuangan.
·         Taksonomi XBRL skema klasifikasi.
·         keuntungan:
-          Menawarkan bisnis diperluas informasi keuangan untuk semua pihak yang berkepentingan hampir seketika.
-          Perusahaan yang menggunakan teknologi database XBRL dapat lebih mempercepat proses pelaporan.
-          Konsumen mengimpor dokumen XBRL ke database internal dan alat analisis untuk sangat memudahkan proses pengambilan keputusan mereka.

Ø  Implications for Accounting
·         Audit implikasi untuk XBRL
-          penciptaan taksonomi: hasil taksonomi yang salah dalam pemetaan valid yang dapat menyebabkan keliru bahan data keuangan
-          validasi dokumen misalnya: memastikan bahwa taksonomi yang tepat dan tag telah diterapkan
-          mengaudit lingkup dan jangka waktu: dampak pada tanggung jawab auditor sebagai konsekuensi dari distribusi real-time dari laporan keuangan

Ø  XBRL Reporting: Current State
·         Mungkin menjadi sarana utama untuk menyampaikan laporan bisnis untuk investor dan regulator
·         Sudah diperlukan untuk
-          US laporan panggilan perbankan (FDIC)
-          Komite Pengawas Perbankan Eropa
-          HMRC Inggris (setara dengan IRS)
-          Penyebaran SEC diluncurkan pada 2010 secara bertahap, dengan pelapor terbesar terjadi pertama.

Ø  Controlling the GL/FRS
·         Potensi risiko ke FRS termasuk
1.       Cacat audit trail
2.       Akses tidak sah ke buku besar
3.       Rekening GL yang tidak seimbang dengan akun subsider
4.       Saldo rekening GL tidak benar karena voucher jurnal yang tidak sah / tidak benar
·         Risiko ini dapat mengakibatkan laporan keuangan salah saji

Ø  COSO Control Issues
·         Otorisasi transaksi
-          Sistem voucher jurnal
·         Pemisahan tugas
-          Akses ke rekening GL tidak harus dikombinasikan dengan tanggung jawab pencatatan untuk jurnal khusus atau buku besar pembantu, persiapan voucher jurnal atau tahanan aset fisik
·         Kontrol akses
-          SOX diperlukan kontrol untuk membatasi akses hanya ke individu yang berwenang
·         Rekaman akuntansi
-          Jejak audit ini penting untuk pencegahan dan koreksi kesalahan
·         Verifikasi independen
-          Daftar voucher jurnal
-          Laporan perubahan buku besar

Ø  COSO Control Issues: IT
Kontrol Aplikasi IT
·         Kontrol Input / Proses / Output melayani tujuan yang sama dalam GLS seperti dalam aplikasi pemrosesan transaksi
·         Otomatis posting langsung ke GL layak mendapat perhatian khusus karena ini rekonsiliasi manusia memotong dan jurnal voucher ulasan.
-          Risiko kesalahan logika aplikasi sistematis.
-          Integritas aplikasi harus dipastikan melalui sistem yang efektif perubahan pembangunan / program.

Ø  Management Reporting Systems
·         Menghasilkan informasi keuangan dan non keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk rencana, mengevaluasi, kontrol
·         Biasanya dilihat sebagai pelaporan diskresioner
·         Bisa membantah bahwa Sarbanes-Oxley membutuhkan MRS
-          MRS menyediakan sarana formal untuk memantau pengendalian internal

Ø  Factors That Influence MRS Design
·         prinsip manajemen
·         Fungsi manajemen, tingkat, dan jenis keputusan
·         struktur masalah
·         Jenis laporan manajemen
·         akuntansi pertanggungjawaban
·         pertimbangan perilaku

Ø  Management Principles
·         Formalisasi tugas:
-          struktur perusahaan sekitar tugas yang dilakukan daripada skill unique individu
-          memungkinkan spesifikasi informasi yang dibutuhkan untuk mendukung tugas-tugas
·         Tanggung jawab dan wewenang:
-          tanggung jawab - kewajiban untuk mencapai hasil yang diinginkan
-          otoritas - kekuasaan untuk membuat keputusan dalam batas-batas tanggung jawab
-          didelegasikan oleh manajer kepada bawahan
-          mendefinisikan saluran pelaporan vertikal melalui mana informasi mengalir
·         Rentang kendali:
-          jumlah bawahan langsung di bawah kendali manajer
-          laporan rinci untuk manajer dengan rentang kendali yang sempit
-          Informasi dirangkum untuk manajer dengan rentang yang luas dari pengendalian
·         Manajemen dengan pengecualian:
-          Manajer harus membatasi perhatian mereka ke daerah-daerah potensi masalah.
-          Laporan harus fokus pada perubahan faktor kunci yang gejala dari masalah potensial.

Ø  Management Function, Level, and Decision Type
·         Keputusan perencanaan strategis:
-          tujuan dan sasaran perusahaan
-          Ruang lingkup kegiatan usaha
-          struktur organisasi
-          filosofi manajemen
-          jangka panjang, dengan ruang lingkup yang luas dan dampak
-          non-berulang, dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi
-          membutuhkan informasi yang sangat diringkas
-          membutuhkan sumber informasi eksternal & internal
·         Keputusan perencanaan taktis:
-          bawahan keputusan strategis
-          jangka pendek
-          tujuan khusus
-          kambuh sering
-          hasil cukup yakin
-          dampak terbatas pada perusahaan
·         Keputusan kontrol manajemen:
-          menggunakan sumber daya yang produktif mungkin dalam semua bidang fungsional
-          mengevaluasi kinerja bawahan terhadap standar
·         Mengukur kinerja sulit karena keputusan suara dengan keuntungan jangka panjang dapat berdampak negatif jangka pendek bawah jangka line.
·         Keputusan pengendalian operasional:
-          berurusan dengan tugas-tugas rutin
-          Fokus sempit, tergantung pada rincian
-          sangat terstruktur
-          jangka waktu yang singkat
·         Tiga elemen dasar atau langkah-langkah:
-          menetapkan standar dicapai
-          mengevaluasi kinerja
-          mengambil tindakan korektif

Ø  Classification of Decision Types 

by Decision Characteristics


Ø  Problem Structure
·         Mencerminkan dan mempengaruhi seberapa baik para pengambil keputusan memahami dan memecahkan masalah
·         Elemen struktur masalah:
-          data
-          prosedur
-          tujuan

Ø  Management Reports
·         Tujuan laporan - laporan harus memiliki nilai atau informasi konten
·         Mereka harus
-          mengurangi tingkat ketidakpastian yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pengambil keputusan
-          mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif

Ø  Report Attributes
·         Relevansi - berguna untuk pengambilan keputusan
·         Summarization - tingkat yang sesuai detail
·         Orientasi pengecualian - mengidentifikasi risiko
·         Akurasi - bebas dari kesalahan bahan
·         Kelengkapan - informasi penting
·         Ketepatan waktu - waktu untuk keputusan
·         Keringkasan - format dimengerti

Ø  Types of Management Reports
·         Laporan diprogram:
-          laporan terjadwal - diproduksi pada selang waktu tertentu, misalnya, mingguan
-          laporan on-demand - dipicu oleh peristiwa, misalnya, tingkat persediaan turun ke tingkat tertentu
·         Laporan ad hoc:
-          dirancang dan dibuat  sebagai dibutuhkan
-          situasi timbul yang membutuhkan informasi baru

Ø  Responsibility Accounting
·         Menyiratkan bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi organisasi adalah tanggung jawab dan dapat ditelusuri ke manajer individu
·         Menggabungkan prinsip dasar bahwa manajer tanggung jawab-daerah bertanggung jawab untuk item yang mereka kontrol

Ø  Setting Financial Goals: Budgeting
·         Penganggaran membantu manajemen mencapai tujuan keuangan dengan menetapkan tujuan yang terukur untuk setiap segmen organisasi.
·         Informasi anggaran mengalir ke bawah dan menjadi semakin rinci pada setiap tingkat yang lebih rendah.
·         Informasi kinerja mengalir ke atas laporan tanggung jawab.

Ø  Responsibility Centers
·         Pusat biaya - bertanggung jawab untuk menjaga biaya dalam batas anggaran
·         Profit center - bertanggung jawab untuk kedua pengendalian biaya dan pendapatan generasi
·         Pusat investasi - memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan yang mempengaruhi biaya, pendapatan, dan investasi dalam aset

Ø  Behavioral Considerations: 

Goal Congruence
·         MRS dan skema kompensasi membantu untuk tepat menetapkan wewenang dan tanggung jawab.
·         Jika langkah-langkah kompensasi tidak dirancang dengan hati-hati, manajer mungkin terlibat dalam tindakan tidak optimal bagi organisasi.
-          Short-term v. long-term measures
·          Terjadi ketika manajer menerima informasi lebih dari yang mereka dapat mengasimilasi.
·         Dapat menyebabkan manajer untuk mengabaikan informasi formal dan informal yang mengandalkan-mungkin lebih rendah-isyarat ketika membuat keputusan.

Ø  Behavioral Considerations: 

Performance Measures
·         Ukuran kinerja yang tepat
-          Merangsang perilaku konsisten dengan tujuan perusahaan.
-          Manajer mempertimbangkan semua aspek yang relevan, bukan hanya satu.
·         Contoh tindakan yang tidak pantas:
-          varians harga - dapat mempengaruhi kualitas barang yang dibeli
-          Kuota - dapat mempengaruhi kontrol kualitas, efisiensi pemakaian bahan, hubungan kerja, pemeliharaan tanaman
-          Tindakan keuntungan - dapat mempengaruhi investasi pabrik, pelatihan karyawan, tingkat cadangan persediaan, kepuasan pelanggan